Paradigma Asesmen Kurikulum Merdeka, Bagaimana implementasinya? 2021

Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum dengan paradigma baru. Panduan 2021 menjelaskan paradigma asesmen Kurikulum Merdeka pada perencanaan dan pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif.


8 Paradigma Asesmen Kurikulum Merdeka

Perencanaan dan pelaksanaan asesmen sumatif dan formatif di kurikulum merdeka melihat 8 paradigma sebagai berikut:

1. Penerapan Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset)

Paradigma Asesmen Kurikulum Merdeka yanga pertama adalah Growth Mindset. Penerapan pola pikir bertumbuh (growth mindset) dalam asesmen harapannya membangun kesadaran bahwa proses pencapaian tujuan pembelajaran, lebih penting daripada sebatas hasil akhir. Harapannya pendidik mampu menerapkan ide penerapan pola pikir bertumbuh

Pola pikir bertumbuh (growth mindset) gagasan oleh Carol S. Dweck dari Stanford University. Seseorang yang memiliki pola pikir bertumbuh berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat dapat berkembang seiring berjalannya waktu, usaha, dan belajar yang beriringan dengan kesungguhan dan ketekunan.

Sementara seseorang yang memiliki pola pikir tetap (fixed mindset), berkeyakinan bahwa kecerdasan dan bakat bersifat tetap, tidak bisa berubah.

cara memberikan umpan balik yang berorientasi pola pikir bertumbuh dengan menggunakan tangga umpan balik.

Umpan balik tidak hanya memberikan pujian/apresiasi: “Bagus, Nak”, “Keren, Nak”, “Kamu anak pintar”, tetapi mendeskripsikan: klarifikasi, kekuatan, kelemahan, saran, dan apresiasi. Khusus untuk apresiasi, Pendidik dapat mendeskripsikan usaha sungguh-sungguh yang peserta didik tunjukkan.

Umpan balik dapat terlaksana secara lisan dengan berdialog dengan peserta didik atau secara tertulis.

Kelima komponen dalam tangga umpan balik, penerapannya secara utuh.



2. Terpadu

Paradigma kedua dari Asesmen pada kurikulum merdeka adalah integratif.

  • Pelaksanaan Asesmen secara terpadu dengan pembelajaran mencakup kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang saling terkait.
  • Rumusan capaian pembelajaran telah mengakomodasi tiga ranah tersebut.

3. Keleluasaan dalam Menentukan Waktu Asesmen

Paradigma Asesmen ketiga pada kurikulum merdeka adalah keleluasaan waktu. Waktu asesmen kurikulum merdeka memiliki kebebasan. 3 asesmen dengan pilihan waktunya sebagai berikut:

  1. Asesmen diagnostik:
    • Awal pembelajaran
    • Awal lingkup materi
  2. Asesmen formatif : Selama proses pembelajaran
  3. Asesmen sumatif:
    • Selesai 1 lingkup materi (terdiri beberapa tujuan pembelajaran)
    • Pada akhir fase Jika diperlukan untuk menguatkan konfirmasi capaian hasil belajar, asesmen sumatif dapat dilakukan pada akhir semester, berfokus pada kompetensi yang dipelajari selama satu semester.

4. Keleluasaan dalam Menentukan Jenis Asesmen

Paradigma asesmen keempat di kurikulum merdeka terkait dengan jenis asesmen.

Dalam pembelajaran intrakurikuler, pendidik mendapatkan keleluasaan dalam merencanakan dan menggunakan jenis asesmen dengan mempertimbangkan: karakteristik mata pelajaran, karakteristik dan kemampuan peserta didik, capaian pembelajaran, dan tujuan pembelajaran, serta sumber daya pendukung yang tersedia.

Sebagaimana penjelasan pada bagian sebelumnya, jenis asesmen sesuai fungsinya mencakup 3 sebagai berikut:

  • Asesmen sebagai proses pembelajaran (assessment as learning),
  • Asesmen untuk proses pembelajaran (assessment for learning),
  • dan asesmen pada akhir proses pembelajaran (assessment of learning).