Kurikulum Merdeka. SK BSKAP No. 032 Tahun 2024 tentang Capaian Pembelajaran pada PAUD dan Dikdasmen menjelaskan CP PAUD fase Fondasi pada Kurikulum Merdeka.
CP PAUD Fase Fondasi di BSKAP 032 2024
BSKAP No. 032 Tahun 2024 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Dasar dan Menengah menetapkan CP PAUD Fase Fondasi di Lampiran 1.
4 Komponen CP PAUD Fase Fondasi di BSKAP 032 2024
Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak usia Dini atau CP PAUD berada di fase fondasi menurut BSKAP No. 032 Tahun 2024. CP PAUD Fase Fondasi terdiri dari 4 Komponen, yaitu
A. Rasional
Capaian Pembelajaran PAUD atau disebut juga fase fondasi disusun dengan mempertimbangkan beberapa rasional:
3 Pertimbangan Penyusunan Fase Fondasi
Penyusunan Capaian Pembelajaran atatu CP PAUD 2024 atau disebut juga fase fondasi dengan mempertimbangkan tiga hal yaitu:
1. Karakter Profil Pelajar Pancasila
Pertama, Capaian Pembelajaran mencerminkan nilai karakter yang tertuang di dalam profil pelajar Pancasila, serta kompetensi yang tertuang di dalam Standar Kompetensi Lulusan untuk Anak Usia Dini (atau Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak – STPPA), yang merupakan landasan atau fondasi sebelum membangun kemampuan yang lebih kompleks pada jenjang pendidikan selanjutnya. Selaras dengan profil pelajar Pancasila dan STPPA, rumusan Capaian Pembelajaran dibuat fleksibel untuk memberikan lebih banyak ruang kemerdekaan bagi satuan PAUD dalam merancang tujuan pembelajaran yang mencerminkan visi dan misinya. Beragam keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan sumber daya masyarakat Indonesia adalah sinyal bahwa penjabaran mengenai apa yang perlu dipelajari di satuan PAUD harus tetap menyediakan ruang kemerdekaan bagi satuan pendidikan dan ekosistemnya dalam menentukan bagaimana mereka akan menggunakan semua potensi yang dimiliki untuk mencapai Capaian Pembelajaran.
2, Nilai dan Kompetensi akhir di PAUD
Kedua, Capaian Pembelajaran dirumuskan sebagai suatu nilai dan kompetensi untuk dicapai pada akhir partisipasi anak di satuan PAUD, dan karenanya tidak perlu dikunci menjadi capaian per usia. Rancangan ini didasarkan pada pendekatan konstruktivistik yang memposisikan peserta didik sebagai individu yang aktif mengonstruksi pengetahuannya sendiri, yang dipengaruhi oleh perbedaan pengalaman, latar belakang, dan lingkungan, sehingga menyebabkan variasi dalam proses belajar. Artinya, rancangan ini berpijak pada kepercayaan bahwa laju perkembangan anak beragam, sehingga Capaian Pembelajaran tidak dapat disekat-sekat berdasarkan rentang usia.
3. Enam Kemampuan Fondasi Transisi dari PAUD ke SD
Ketiga, Capaian Pembelajaran fase fondasi juga mempertimbangkan kemampuan yang perlu dimiliki anak untuk memudahkan transisinya dari PAUD ke SD. Kemampuan tersebut merupakan enam kemampuan fondasi, yang terdiri dari:
- mengenal nilai agama dan budi pekerti;
- kematangan emosi untuk berkegiatan di lingkungan belajar;
- keterampilan sosial dan bahasa yang memadai untuk berinteraksi sehat dengan teman sebaya dan individu lainnya;
- pemaknaan terhadap belajar yang positif;
- pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri untuk dapat berpartisipasi di lingkungan sekolah secara mandiri;
- kematangan kognitif untuk melakukan kegiatan belajar, seperti dasar literasi, numerasi, serta pemahaman dasar mengenai bagaimana cara dunia bekerja.
Manfaat Kemampuan Fondasi
Fase fondasi pada CP PAUD di BSKAP No. 032 Tahun 2024 memberikan 4 manfaat, yaitu
1. Persiapan Bersekolah
Kemampuan fondasional ini juga merupakan kemampuan yang dapat membantu anak usia dini memiliki kesiapan bersekolah. Kesiapan bersekolah tidak harus dicapai sebelum anak masuk ke jenjang pendidikan dasar, melainkan dapat terus dibangun bertahap mulai dari lingkup pembelajaran fase fondasi di PAUD hingga akhir fase A. Cara pandang ini lebih sesuai untuk konteks Indonesia di mana tidak semua anak pernah berpartisipasi di PAUD. Artinya, setiap anak berhak mendapatkan pembinaan kemampuan fondasional, walaupun titik berangkatnya ada yang dimulai sejak PAUD, maupun yang baru dibangun saat duduk di jenjang pendidikan dasar. Cara pandang ini juga menghargai keragaman anak dalam berproses.
2. Kesinambungan Fase fondasi ke fase a
Landasan teori dari penyusunan kemampuan fondasional yang dibangun mulai dari Capaian Pembelajaran Fase Fondasi hingga Capaian Pembelajaran Fase A dalam satu lajur pembelajaran, berpijak pada berbagai hasil studi yang memaknai periode anak usia dini adalah usia 0-8 tahun (UNESCO; Shonkoff et al., 2016). Konsekuensi dari hal ini adalah, pembelajaran di satuan PAUD dan pendidikan dasar di fase A perlu dijaga kesinambungan dan keselarasannya karena menyasar target peserta didik yang sama.
3. Menghilangkan Miskonsepsi calistung
Penyusunan kemampuan fondasional sebagai dasar rumusan Capaian Pembelajaran di PAUD hingga SD fase A, juga bermaksud untuk menghilangkan miskonsepsi bahwa kemampuan calistung (membaca- menulis-berhitung) adalah satu-satunya bukti keberhasilan belajar pada anak usia dini dan dapat dibangun secara instan. Literasi tidak sebatas pada keaksaraan yang berujung pada baca dan tulis saja. Pada kemampuan literasi, aspek kemampuan yang perlu dibangun juga meliputi kemampuan bertutur, pengetahuan latar, perbendaharaan kosakata, kesadaran fonemik, dan kesadaran cetak (Stewart, 2014 dalam Pusat Perbukuan, 2023).
4. Perkembangan secara utuh
Kemampuan fondasi yang perlu dibangun pada anak usia dini juga bukan hanya kemampuan literasi dan numerasi. Ada ragam kemampuan fondasi yang perlu dimiliki anak usia dini agar dapat berkembang secara utuh, antara lain kemampuan mengelola emosi, kemandirian, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan berbahasa, dan utamanya pemaknaan terhadap belajar yang positif (BSKAP, 2023). Kemampuan fondasi ini juga selaras dengan Peraturan Presiden No. 60 tahun 2013 tentang PAUDHI. Dengan membangun kemampuan fondasi ini secara utuh melalui Capaian Pembelajaran Fase Fondasi dan kemudian dilanjutkan melalui Capaian Pembelajaran Fase A, anak akan memiliki bekal untuk menjadi pelajar sepanjang hayat dan dapat menjalani kehidupan dengan lebih baik.
3 Elemen dan 5 Aspek di CP PAUD Fondasi 2024
Dalam penyusunan Capaian Pembelajaran, dirumuskan elemen-elemen atau domain yang membentuk kemampuan yang penting dibangun pada anak usia dini. Elemen-elemen ini dirumuskan berdasarkan pertimbangan aspek perkembangan anak yang mencakup (1) nilai agama dan moral, (2) nilai Pancasila, (3) fisik motorik, (4) kognitif, (5) bahasa, dan (6) sosial emosional, STPPA, profil pelajar Pancasila, serta berbagai referensi literatur. Pertimbangan konseptual untuk dasar perumusan elemen di dalam Capaian Pembelajaran Fase Fondasi beserta lingkup Capaian Pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti
Pertimbangan konseptual untuk perumusan elemen | Lingkup Capaian Pembelajaran | Deskripsi Lingkup Capaian Pembelajaran |
1. Nilai-nilai agama serta praktiknya dalam ibadah penting dibiasakan kepada anak sedini mungkin. 2. Menunjukkan sikap menjaga diri sendiri sebagai bagian dari rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 3. Pentingnya menjaga hubungan dengan sesama dan merawat kelestarian alam sebagai salah satu bentuk pengamalan nilai-nilai ajaran agama. 4. Sikap toleransi dengan menghargai perbedaan agama dan kepercayaan perlu dipupuk agar terbentuk kehidupan yang harmonis dalam keberagaman. | Nilai Agama | Nilai Agama pada konteks PAUD meliputi kemampuan anak dalam mengenal konsep Tuhan Yang Maha Esa serta kebiasaan praktik ibadah agama atau kepercayaannya. |
Budi Pekerti | Budi Pekerti pada konteks PAUD meliputi karakter dan perilaku baik yang dimiliki oleh anak, dan ditunjukkan saat anak berinteraksi dan menghargai sesama manusia termasuk perbedaan agama dan kepercayaan, serta alam dan makhluk hidup sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. | |
Rasa Syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa | Rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam konteks PAUD diwujudkan dengan sikap menghargai diri yang ditunjukkan saat anak mampu menjaga diri, kebersihan, dan kesehatan diri. |
2. Elemen Jati Diri
Pertimbangan konseptual untuk perumusan elemen | Lingkup Capaian Pembelajaran | Deskripsi Lingkup Capaian Pembelajaran |
1. Rasa sayang dan perhatian kepada diri sendiri penting dibiasakan sejak dini sebelum dan seiring memunculkan rasa sayang dan perhatian kepada orang maupun hal- hal di luar diri sendiri. 2. Kemampuan untuk mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku diri menjadi dasar agar dapat mencapai tujuan belajar dan pengembangan diri, baik di bidang akademik maupun nonakademik. 3. Warga Indonesia dengan keberagamannya perlu memiliki perasaan bangga terhadap identitas diri, keluarga, serta latar belakang budaya dengan berlandaskan Pancasila. | Identitas Diri | Identitas diri pada konteks di PAUD meliputi mengenali diri (gender, agama, dan sosial budaya), keluarga, dan negara. |
Sosial Emosional | Sosial emosional pada konteks PAUD meliputi memiliki kematangan emosi dan sosial untuk berkegiatan di lingkungan belajar. | |
Fisik Motorik | Fisik motorik pada konteks PAUD meliputi kemampuan motorik kasar, halus, dan taktil sehingga dapat mendukung kemudahan dan kemandiriannya dalam berkegiatan sehari-hari. |
3. Elemen Dasar-dasar Literasi, Matematika, Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni
Pertimbangan konseptual untuk perumusan elemen | Lingkup Capaian Pembelajaran | Deskripsi Lingkup Capaian Pembelajaran |
1. Masa PAUD menjadi awal atau fondasi bagi proses belajar secara formal sehingga penting menumbuhkan rasa ingin tahu mengenai dirinya sendiri, orang lain, dan dunia. 2. Pengetahuan dikonstruksi dari proses belajar, praktik, pengalaman, dan observasi berbagai peristiwa, objek- objek, dan orang- orang yang beragam. Bahasa lisan merupakan dasar dari literasi dan berpikir kritis. 3. Keterampilan literasi dasar, numerasi dasar, dan pengenalan tentang cara dunia bekerja merupakan hal penting untuk dipelajari sebagai persiapan masuk Sekolah Dasar. 4. Menumbuhkan minat dan apresiasi seni pada anak dapat menyeimbangkan aspek kognitif, afektif/emosional, dan psikomotor agar anak memiliki mental yang sehat. | Literasi | Literasi pada konteks PAUD meliputi kemampuan dasar yang diperlukan anak untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya baik secara lisan dan/atau tertulis melalui pengalaman dan praktik yang menyenangkan dan bermakna. Kemampuan dasar literasi meliputi kemampuan dalam menyimak, memahami pesan sederhana, dan mengekspresikan gagasan maupun pertanyaan untuk berkomunikasi dan bekerja sama, serta kesadaran terhadap simbol, teks visual, aksara, dan fonem. |
Matematika | Matematika pada konteks PAUD meliputi kemampuan menyatakan hubungan antar bilangan dengan berbagai cara (kesadaran bilangan), mengidentifikasi pola, mengenali bentuk dan karakteristik benda di sekitar yang dapat dibandingkan dan diukur, mengklasifikasi objek, kesadaran mengenai waktu melalui proses eksplorasi, dan pengalaman langsung dengan benda-benda konkret di lingkungan. | |
Sains | Sains pada konteks PAUD meliputi kemampuan dasar anak untuk memahami dunia sekitarnya dengan membangun pemahaman akan hubungan sebab akibat yang dipengaruhi oleh hukum alam dan pengenalan strategi pemecahan masalah sehari- hari. | |
Teknologi | Teknologi dalam konteks PAUD meliputi kemampuan awal untuk mengenali bentuk dan fungsi benda buatan manusia yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari serta memahami penggunaannya secara aman dan bertanggung jawab. | |
Rekayasa | Rekayasa dalam konteks PAUD meliputi kemampuan merencanakan dan merancang sesuatu untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. | |
Seni | Seni pada konteks PAUD meliputi berbagai kegiatan sederhana yang ditujukan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas melalui eksplorasi, ekspresi, dan apresiasi karya seni. |