Teori Merumuskan Tujuan Pembelajaran Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka. Panduan Pengembangan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka menjelaskan 3 Teori cara merumuskan tujuan pembelajaran. Tujuannya memberikan pilihan kepada pendidik sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta.

Pada kurikulum 2013, teori yang sering terdengar hanya Taxonomy Bloom dan termasuk edisi revisi oleh Anderson. Pada Panduan Pembelajaran dan Asesmen Kurikulum Merdeka dijelaskan 3 teori dan memberikan kesempatan teori lain sebagainya acuan merumuskan tujuan pembelajaran.


A. Taxonomy Bloom dalam Perumusan Tujuan pembelajaran

Taksonomi Bloom berguna dalam proses perumusan tujuan pembelajaran. Namun demikian, Taksonomi Bloom ini telah direvisi seiring dengan perkembangan hasil-hasil penelitian.

Anderson dan Krathwohl (2001) mengembangkan taksonomi berdasarkan Taksonomi Bloom, dan dinilai lebih relevan untuk konteks belajar saat ini.

Anderson dan Krathwohl mengelompokkan kemampuan kognitif menjadi tahapan-tahapan berikut ini, dengan urutan dari kemampuan yang paling dasar ke yang paling tinggi sebagai berikut:

Level 1: Mengingat

Mengingat, termasuk di dalamnya mengingat kembali informasi yang telah dipelajari, termasuk de nisi, fakta-fakta, daftar urutan, atau menyebutkan kembali suatu materi yang pernah diajarkan kepadanya.

Level 2 : Memahami

Memahami, termasuk di dalamnya menjelaskan ide atau konsep seperti menjelaskan suatu konsep menggunakan kalimat sendiri, menginterpretasikan suatu informasi, menyimpulkan, atau membuat parafrasa dari suatu bacaan.

Level 3 : Mengaplikasikan

Mengaplikasikan, termasuk di dalamnya menggunakan konsep, pengetahuan, atau informasi yang telah dipelajarinya pada situasi berbeda dan relevan

Level 4 : Menganalisis

Menganalisis, termasuk dalam kemampuan ini adalah memecah- mecah informasi menjadi beberapa bagian, kemampuan untuk mengeksplorasi hubungan/korelasi atau membandingkan antara dua hal atau lebih, menentukan keterkaitan antarkonsep, atau mengorganisasikan beberapa ide dan/atau konsep.

Level 5 : Mengevaluasi

Mengevaluasi, termasuk kemampuan untuk membuat keputusan, penilaian, mengajukan kritik dan rekomendasi yang sistematis.

Level 5 : Menciptakan

Menciptakan, yaitu merangkaikan berbagai elemen menjadi satu hal baru yang utuh, melalui proses pencarian ide, evaluasi terhadap hal/ide/benda yang ada sehingga kreasi yang diciptakan menjadi salah satu solusi terhadap masalah yang ada. Termasuk di dalamnya adalah kemampuan memberikan nilai tambah terhadap suatu produk yang sudah ada.

B. Teori Pemahaman Tighe dan Wiggins

Selain taksonomi di atas, untuk merumuskan tujuan pembelajaran, pendidik juga dapat merujuk pada teori lain yang dikembangkan oleh Tighe dan Wiggins (2005) tentang enam bentuk pemahaman.

Sebagaimana yang disampaikan dalam penjelasan tentang CP, pemahaman (understanding) adalah proses berpikir tingkat tinggi, bukan sekadar menggunakan informasi untuk menjelaskan atau menjawab pertanyaan.

Menurut Tighe dan Wiggins, pemahaman dapat ditunjukkan melalui kombinasi dari enam kemampuan berikut ini:

✓ Penjelasan (explanation)

Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan, mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan, menjelaskan sebuah teori, dan menggunakan data.

✓ Interpretasi

Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan, atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain.

✓ Aplikasi

Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai sesuatu dalam situasi yang nyata atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan).

✓ Perspektif

Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

✓ Empati

Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya.

✓ Pengenalan Diri dan Refleksi Diri

Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.

C. Taxonomy Marzano dalam Tujuan Pembelajaran

Marzano (2000) mengembangkan taksonomi baru untuk tujuan pembelajaran. Dalam taksonominya, Marzano menggunakan tiga sistem dalam domain pengetahuan.

Ketiga sistem tersebut adalah sistem kognitif, sistem metakognitif, dan sistem diri (self-system).

  • Sistem diri adalah keputusan yang dibuat individu untuk merespon instruksi dan pembelajaran: apakah akan melakukannya atau tidak.
  • Sementara sistem metakognitif adalah kemampuan individu untuk merancang strategi untuk melakukan kegiatan pembelajaran agar mencapai tujuan.
  • Selanjutnya sistem kognitif mengolah semua informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  • Ada 6 level taksonomi menurut Marzano:

✓ Tingkat 1 Mengenali dan mengingat kembali (retrieval)

  • Mengingat kembali (retrieval) informasi dalam batas mengidentifikasi sebuah informasi secara umum. Kemampuan yang termasuk dalam tingkat 1 ini adalah kemampuan menentukan akurasi suatu informasi dan menemukan informasi lain yang berkaitan.

✓ Tingkat 2 Pemahaman

Proses pemahaman dalam sistem kognitif berfungsi untuk mengidentifikasi atribut atau karakteristik utama dalam pengetahuan. Berdasarkan taksonomi baru dari Marzano, pemahaman melibatkan dua proses yang saling berkaitan:

  1. integrasikan dan
  2. simbolisasi.

✓ Tingkat 3 Analisis

Analisis dalam taksonomi baru dari Marzano melibatkan perluasan pengetahuan yang logis (masuk akal). Analisis yang dimaksud bukan hanya mengidentifikasi karakteristik penting dan tidak penting, namun analisis juga mencakup generasi informasi baru yang belum diproses oleh seseorang.

Ada lima proses analisis, yaitu:

  • (1) mencocokan,
  • (2) mengklasifikasikan,
  • (3) menganalisis kesalahan,
  • (4) menyamaratakan, dan
  • (5) menspesifikasikan.

✓ Tingkat 4 Pemanfaatan Pengetahuan

Proses pemanfaatan pengetahuan digunakan saat seseorang ingin menyelesaikan tugas tertentu.

Contohnya, ketika seorang insinyur ingin menggunakan pengetahuannya tentang prinsip Bernoulli untuk menyelesaikan sebuah masalah mengenai daya angkat dalam desain jenis pesawat baru. Tugas sulit seperti ini adalah tempat di mana pengetahuan dianggap berguna bagi seseorang.

Di taksonomi baru dari Marzano, ada empat kategori umum pemanfaatan pengetahuan, yaitu:

  • (1) pengambilan keputusan,
  • (2) penyelesaian masalah,
  • (3) percobaan, dan
  • (4) penyelidikan.

✓ Tingkat 5 Metakognisi

Sistem metakognisi berfungsi untuk memantau, mengevaluasi dan mengatur fungsi dari semua jenis pemikiran lainnya.

Dalam taksonomi baru dari Marzano, ada empat fungsi dari metakognisi, yaitu:

  • (1) menetapkan tujuan,
  • (2) memantau proses,
  • (3) memantau kejelasan, dan
  • (4) memantau ketepatan.

✓ Tingkat 6 Sistem Diri

  • Sistem diri menentukan apakah seseorang akan melakukan atau tidak melakukan sesuatu tugas; sistem diri juga menentukan seberapa besar tenaga yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas tersebut.
  • Ada empat jenis dari sistem diri yang berhubungan dengan taksonomi baru dari Marzano, yaitu:
  • (1) memeriksa kepentingan,
  • (2) memeriksa kemanjuran,
  • (3) memeriksa respon emosional, dan
  • (4) memeriksa motivasi secara keseluruhan.

Pembelajaran Kurikulum Merdeka